New Normal, New Challenge

Posting Komentar
Image by: Alemko Cosca from pixabay
1 hari 1 post, memulai kebiasaan baru dalam sebuah komunitas.

Kehidupan baru, Tantangan baru di new normal. Ya, itulah yang akan saya dan mungkin sebagian besar orang akan hadapi untuk dapat tetap survive dalam menjalani hidup di era baru ini.

Walaupun kini masih bisa sedikit bernafas lega, akan tetapi pandemi ini membuka mata saya, bahwa hanya mengandalkan satu pemasukan saja tidak cukup untuk mempertahankan pondasi keuangan sebuah keluarga.

Apalagi jika menghubungkan dengan misi Khalifah Fil Ard. Idealnya individu atau keluarga pejuang mampu menjadi jawaban atas keresahan yang ada di masyarakat. Atau dengan kata lain, kita selayaknya menjadi penolong saudara maupun tetangga kita yang kesusahan, bukan hanya sekedar bertahan diri agar tetap survive. Saya merasa malu.

Mungkin saat ini saya masih diberi kesempatan oleh Allah SWT, karena dalam ujian kali ini saya tidak merasakan apa yang dirasakan oleh sebagian besar orang tua. Dimana selain harus bertarung dengan kondisi berkurangnya pendapatan finansial, namun pengeluaran yang tidak dapat ditahan utamanya kebutuhan untuk pendidikan anak. 

Oleh karenanya, karena dalam “goncangan kecil” ini, saya harus mempersiapkan segala kemungkinan buruk lainnya yang akan terjadi kedepan. Dalam waktu dekat ini, salah satu strategi saya adalah dengan pengembangan diri di bidang literasi.

Banyak hal yang bisa dipelajari di bidang ini dan kedepannya juga besar peluang untuk dikonversi menjadi passive income. Selain bahwa, bidang ini juga akan dapat menjadi ladang amal sebagai bekal agar bisa mendapatkan tiket menuju Surga-Nya kelak (amiin). Tentunya dengan konten yang bermanfaat untuk manusia dan seluruh alam.

Saya sadar, hambatan terbesar adalah dari diri saya sendiri. Oleh karenanya saya sangat beruntung dengan kondisi keuangan yang baru dapat sedikit bernafas lega, saya dipertemukan dengan sebuah kelas online yang mau untuk memberi ilmu dan pengondisian secara gratis.

Berat, hal tersebut merupakan keniscayaan dalam melakukan perubahan, lebih-lebih dalam kebaikan. Namun  hal tersebut bukan menjadi alasan untuk melunturkan semangat kita untuk menjadi insan yang lebih baik. 

Saya yakin akan dapat tetap survive selama 30 hari kedepan untuk menantang diri saya sendiri agar tetap konsisten membangun kebiasaan baru dalam menulis setiap hari. 

New normal, new challenge, siapa takut?

Related Posts

Posting Komentar